Segelintir Kehidupan Pejuang Pangan: Kisah Para Penyamun

Total Tayangan Halaman

Kamis, 05 Juni 2014

Kisah Para Penyamun

Tanpa terasa kini ku berada di ujung perjumpaan ini, ternyata setahun bersama memberi arti tersendiri bagiku. Lebih dari sekedar tempat untuk bersinggah, lebih dari sekedar tempat berlindung dari derasnya badai, suka dan duka pernah kita lalui bersama dan kalian lebih dari sekedar teman, lebih dari sekedar sahabat, lebih dari sekedar keluarga......

Bila kuingat lagi satu setengah tahun silam, ketika kita mulai saling mengenal melalui acara GARFIELD, ketika itu kita masih canggung satu sama lain hingga kita mulai sok akrab. Hingga suatu ketika, kegelapan mulai menyerang.... (read: Zein) mengajak untuk memulai kehidupan baru meninggalkan ASRAMA dengan mencari kontrakan bersama.... Berawal dari sifat malasku untuk mencari tempat tinggal baru, maka kuterima usulan ini... Disinilah aku mulai mengenal para penyamun-penyamun ini....




Zein aka Adun
Pencetus dari berdirinya sarang penyamun ini, namun dia salah satu yang berkhianat dan kembali di saat yang tidak diinginkan..haha.. Meski bayangan kegelapan ini tidak intens bersama kami, tapi ia banyak memberi arti di kehidupanku. Ya, dialah yang menjebakku dalam sarang nista ini, tapi tanpa kusadari dia pula yang membuatku mengenal dan merasakan indahnya kebersamaan ini. Pada awalnya kurasa dia yang akan mampu membuat kami bertahan, namun.... Meski begitu kau tetap pemimpin kami wahai bapak ketua angkatan










Tyo
Orang kedua yang lahir di sarang penyamun. Dia juga tak mungkin kulupakan, bagaimana tidak, setahun bersama kuhabiskan tiap malamku bersamanya... haha... Kalau aku putar balik waktu, saat itu aku terbilang tanpa sadar terbawa arus hingga harus menjadi roommatenya haha.... Meski orangnya berantakan, urakan, mulut tidak pernah disekolahin ceplas-ceplos dengan membabi buta, tapi ia orangnya amat kreatif dan supel serta cepat menangkap informasi dan merekamnya. Dibalik sifatnya yang kadang bikin jengkel tapi ia juga sumber inspirasi kami... Meski sering bermuka dua dengan mengaku tidak pernah belajar padahal ia selalu belajar dan bersembunyi dari kami, tapi ia sumber informasi terupdate yang ada di kontrakan. Hal apapun dari yang penting sampai amat tidak penting apalagi mengenai artis hollywood dan trend fashion, dialah ahlinya... Meski hingga akhir masih nyebelin, tapi dari rasa sebel itulah aku mengerti arti bahwa kita sudah layaknya suatu keluarga... 

Aufar aka Upay
Dia adalah  salah satu penyamun yang bukan kukenal dari GARFIELD, tapi aku mengenalnya jauh sebelumnya yaitu di kelas TPB. Kalau boleh jujur awalnya aku tidak begitu akrab dengan dia dan merasa kami tidak cocok dari segi pemikiran, tapi seiring berjalannya waktu, ia adalah salah satu sahabat terbaik yang pernah kukenal. Banyak sekali kenangan yang terukir. Keahliannya dalam bermusik menjadi pengisi kekosongan jiwa kami. Ia satu-satunya penyamun yang pernah mengajakku berkunjung ke rumah. Banyak arti kehidupan yang kudapat darinya, bagaimana kita bersikap, bagaimana berbakti kepada orang tua, bagaimana menjadi kakak yang baik, menjadi teman yang selalu percaya dan membantu temannya dan masih banyak lagi. Dia juga menjadi acuanku untuk berprestasi. Meski sering pundung dan ngambek tanpa penjelasan, namun secara kesuluruhan dia adalah sahabat yang baik bagiku.


Gilang
Nah, bapak komti kita yang satu ini, awalnya menjadi rebutan semua penghuni kontrakan, karena dari tampangnya kita pikir dia yang paling rajin baik belajar maupun dalam hal bersih2, namun kenyataannya....... Dia selalu menjadi yang terakhir dalam mengerjakan tugas dan diburu deadline, kamar tidak pernah dibersihkan, kalau habis makan semuanya digeletakin, untung aja ada sekretaris pribadinya yang selalu datang ke kontrakan buat bantu beres2, bantu masak, bantu jahit, bantu pijit, bantu apapun yang perlu dibantu. Tapi kalau dipikir2, semenjak mulai mengenal sang sekretaris, bapak komti jarang bergaul dengan kita, dia selalu balik paling terakhir dan selalu ditengah malam, meski begitu dia juga menjadi panutanku dalam bersikap karena kedewasaan dan ketegasannya dalam mengambil keputusan.





Hamzah
Hamzah, satu-satunya penyamun yang tersesat dari biduk kapalnya. Dia sudah kami anggap menjadi anakITP ke-133. Dia lebih banyak tahu tentang anak ITP dibanding dengan diriku sendiri. Hidupnya yang sederhana tapi amat bersahaja.   Biasanya dia menemani kami menghabiskan malam dengan mengalunkan musik dari keyboard-nya. Dia juga menjadi wadah pelampiasan kami ketika stress, meski demikian dia tidak pernah marah.Tak pernah ada pertengkaran atau dendam darinya kecuali suatu kali.... Kalau diperhatikan dia adalah orang paling sehati denganku karena jalan pikiran dan perasaan kami selalu sama kecuali dalam memilih pasangan hidup.. haha.. Dia selalu membantu setiap kami butuh bantuan,dia tidak merepotkan orang lain kecuali ketika ia sakit. Ketenangan dan ketelatenannya juga menjadi teladan bagiku.



Adan
Orang terakhir yang hadir di kontrakan ini... Andai dia tahu, dia mendapat kamar terkecil karenaku, pasti dia akan berteriak dan memakiku. Meski mulut dan pikirannya kotor, namun dia adalah penghuni yang paling rajin kalau bicara masalah kebersihan. Dialah yang selalu menjaga kontrakan yang busuk ini masih bisa layak untuk dihuni. Dialah sumber kegaduhan di tiap malam. Dan kalau pagi tiba sudah menjadi kebiasaan untuknya mencari keributan denganku. Dengan memulai perdebatan tidak jelas dan dapat  dipastikan akan berakhir dengan jurus pamungkasnya "yang penting gua ganteng" atau "tuhan memang adil" atau "aduh, gantengnya gua" atau "cermin ga penah boong" dan akhirnya membuatku tak bisa berkata apa-apa. Meski ia tidak pernah sadar kalau aku memang lebih tampan darinya tapi kuakui dia orang yang baik, sangat malah. Meski di luar banyak orang yang menganggap ia bersikap buruk, namun banyak kebaikan yang kurasakan darinya, itulah kenapa dia sudah halnya sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Dia orang yang sangat keren apalagi dalam hal berpikir meski kadang bacot doang. Ide-idenya selalu fresh dan visi ke depan darinya yang tak pernah terpikir untuk orang sepertiku serta keingintahuannya yang tinggi dan kemampuan menyerap informasi yang baik. Banyak hal yang kudapat darinya mulai dari menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, orang yang selalu profesional, bisa terlihat busuk di luar padahal sesungguhnya rajin dan pengembang bisnis yang baik. Meski terkesan urakan ala preman pasar tapi tak perlu diragukan masalah kesetian dan keseriusan dalam menjalin hubungan. Tapi satu hal yang juga selalu kuingat darinya, meski selalu berusaha terlihat sangat dewasa, namun ketika di depan orang tuanya, ia menjadi anak yang patuh dan dekat dengan keluarga.


Ternyata mengenal orang-orang ini memberi warna tersendiri di kehidupanku. Banyak sekali hal positif yang kurasakan bersama mereka. Aku menjadi lebih banyak belajar dari mereka. Pembelajaran yang tak akan pernah kudapat di perkuliahan yaitu belajar artinya kehidupan dan arti dari persahabatan dan kekeluargaan.
Kini ku menyadari, hidupku hanya biasa-biasa saja kalau aku tak pernah mengenal kalian. Terimakasih teman, terimakasih sahabat, terimakasih kakak dan adikku, meski kita tidak tinggal bersama lagi, kisah kita akan selalu ku bawa bersama.





Kisahnya sendiri di sarang penyamun ini memang terkesan unik, mulai dari banyaknya rintangan yang kita alami bahkan dari awal memijakkan kaki disini. Air kosan yang sering matilah, manggil tukang pipa hampir setiap hari, kamar mandi kosan yang cuma satu-satunya dan banyak lagi. Nah masalah kamar mandi ini seru, jadi kalo ada air, kita bakal rebutan mandi, karena kita semua berasal dari fakultas yang sama bahkan hampir semua sedepartemen (kecuali hamzah). Fakultas kita yang selalu masuk jam 7 pagi ala anak sma, mengakibatkan kita bakal kelabakan kalo mandi. Waktu MPF (masa perkenalan fakultas) atau istilah awamnya ospek dimana kita sudah harus berangkat jam 5 pagi, yang terpaksa bikin kita semua sudah harus bangun jam 3 pagi buat antrian mandi daripada telat. Nah di pertengahan kita udah mulai terbiasa, yang secara ga sadar kita udah punya jam buat mandi masing-masing. Jadi siapa yang bangun duluan buat mandi, kemudian berikutnya siapa-siapa lagi. Tapi pernah kejadian sekalinya ada yang ga bangun, naaaaah sudah bablas semua. Di akhir akhir itu air kosan udah mulai berkurang masalahnya, tapi kitanya yang udah agak susah buat bangun pagi, kenapa? karena kita baru tidur selalu larut malam, dipenuhi dengan hal-hal gajelas, mulai dari nonton TV (ini satu-satunya karunia yang kita miliki), ngebacotin hal yang ga penting, cuma sekedar bikin gaduh ala-ala homo (ini bahkan pernah sampai diteriakin bapak-bapak yang suka keliling malem). Nah kalo udah gini kita ga bisa lagi make jam mandi itu. Biasanya saya, adan dan sesekali hamzah (notabenenya kita itu tiga urutan terakhir mandi) akhirnya ngalah dan mandi di masjid. Kebiasaan ini pertama kita lakuin pas air kosan mati hampir sebulan terus jadi kesenengan, ampe kayanya pengurus masjidnya kesel jadi tiap kita mandi airnya dimatiin (pernah pas lagi sampoan airnya mati, alhasil panik dan berakhir dengan dihandukin saja sudah). Kisah mengenai kamar mandi ini emang begitu epik, oh ya ditambah lagi salah satu penghuni kita yaitu gilang punya hobi unik yaitu nongkrong di kamar mandi kadang ampe satu jam (ini seriusan bisa ampe sejam beneran).

Hal seru lainnya yaitu kita yang awal2nya sok ide beresin kosan ampe bikin aliran got biar ga mampet, beresin sampah. Nah masalah sampah ini, kita selalu buang ke tempat pengumpulan sampah yang sengaja kita bawa, tapi orang-orang sekitar situ anehnya selalu bilang, "udah mas buang ke kali di bawah aja". Buseeet, biar kita ini mahasiswa2 badung tapi yah kalo untuk hal begini kita sorry-sorry aja nih.... Masalah kebersihan kita selalu berupaya yang terbaik (berupaya yaaaah). Kita bikin lah jadwal piket terus bagi2 tugas tapi nyatanya sampai akhir hayat di sarang penyamun ini tugas dan pelakunya selalu sama: saya bagian nyuci piring dan gelas kotor, adan bagian nyapu dan ngepel kamar serta teras depan, hamzah bagian nyikat dan beresin kamar mandi, sisanya??? jangan tanyadeh... kalo aufar yah masih sering bantu tapi terkadang dia cuma beresin kamar sendiri.

Gotong royong akbar pernah sekali terjadi, saat itu kita sebut dengan insiden "belatung dan kucing mati". Yah sesuai namanya.... kejadian ini terjadi di pertengahan kita menghuni (fyi: zein udah hilang dari peredaran, dia kerjaannya nomaden alias numpang di mana-mana tapi ga pernah balik ke sini). Saya agak lupa persisnya bagaimana tapi waktu itu tiba-tiba aja kamar adan yang nyatanya paling bersih dari semuanya tiba-tiba ada belatungnya. Satu biji lama-lama makin banyak aja tuh, sampailah kita menemukan sumbernya yaitu di bagian atap. Seperti biasa kita akan mulai sok-sok menerka-nerka apa alasannya, mulai dari adanya kemungkinan tikus mati, atau jangan-jangan orang mati. Ide terakhir ini bikin semua parno dan pengen ngecek ke atas tapi ga ada yang mau ngeliat. Akhirnya aufar naik ke loteng lewat lobang di kamar mandi, dan menemukan apa? bulu-bulu halus dan jutaan belatung. Ternyata ada seekor kucing mati disitu entah bagaimana ceritanya, tapi memang malam-malam sebelumnya hamzah pernah berasa ditetesin air, kita sih gatau tapi asumsinya air ujan. Namun melihat dari kejadian ini kemungkinan itu kencing si kucing atau darah. Kencing sih kayanya. Nah saat itulah jiwa-jiwa pemberani kita dibuktikan. Gilang udah kabur duluan. Akhirnya pengangkatan mayat pun dilakukan. Sisa belatung dicoba untuk dibumi hanguskan. Dibakarlah, disiram, ampe akhirnya kita coba pake zat korosif (yang terjadi malah belatungnya jadi item dan kita sebut belatung mutan). Pokonya kejadian itu bakal selalu membekas. Oh ya dan itu adalah saat ujian (UTS kalo ga salah).

Nah ujian sendiri punya banyak hal seru, kita itu lebih banyak mainnya daripada belajarnya (kecuali Tyo yang biasanya selalu keluar buat belajar sendiri terus balik-balik sok-sok nanya "kalian udah belajar ampe mana?, gua belum belajar nih" halah). Dan yang ajaibnya juga kalo udah masa ujian itu listrik selalu padam. Jadilah kita membaca di kegelapan (hanya bertahan paling lama 15 menit kemudian dilanjutkan dengan hal-hal ga penting lagi). Nah bahan ujian kita yang banyaknya naudzubillah biasanya hingga pagi ujian akan menjelang kita belum bisa menyelesaikan semua bab (kecuali Tyo (lagi) yang udah 3 kali puteran semua bab diulang2), nah saat kaya gitu yaudah baru pada panik (ga juga sih, saya biasanya menyelesaikan dengan olahraga pelancaran darah ke otak alias fake handtand dan nyanyi bareng aufar dan hamzah). 

Sejujurnya ada banyak banget kisah seru kita, tapi tidak semua bisa saya jelaskan (lebih tepatnya karena lupa saking banyaknya hal aneh). Tapi yang juga paling berkesan yaitu di masa terakhir kita di kontrakan busuk itu yaitu menjalankan iktikad baik untuk menghalangi orang lain mengalami hal buruk yang sama seperti yang kita alami. Mulai dari ketika ada yg lagi nyari kontrakan dan liat-liat, adan bakal bilang "ah disini airnya suka mati mas", nah kalo udah gitu mbak-mbak yang suka nganterin para pencari kosan ini bakal bilang "nanti juga dibenerin kok mas", bakal dijawab lagi sama adan "aaaah dulu juga bilang begitu ampe setahun ga dibenerin". Tapi ini emang bener terjadi pipa rusak kita yang ganti, manggil tukang juga selalu kita, pintu kamar yang ga dipasang-pasng (bahkan pernah suatu kali pintu kamar menimpa tyo saat tidur), kulkas yang rusak (akhirnya kita jadiin tempat nyimpen sepatu, kurang mevvah apa coba. eh tapi di akhir kita dikasih kulkas baru sih tapi cuma sempat kita rasakan sebulan). Atau tindakan lain yaitu yang dilakukan gilang dengan mencabut semua tulisan "DIKONTRAKKAN" kemudian dibuang. Ini dilakukan berkali-kali sampai pemilik kos jengah dan dateng nemuin kita (tapi semuanya sembunyi tinggal saya yang ditumbalkan bertemu ibu kosan. Yang saya inget kalimat ibu kosan yaitu "Ingetin temen-temen kamu tuh yang arab sama kaca mata, kita hidup ini sama-sama cari rezeki, jangan matiin rezeki orang dong". Walaupun ada benarnya, ya salah sendiri ga pernah ngelakuin semuanya. Sampailah kita akhirnya melaksanakan Farewell Party ala-ala konbus yaitu beli beberapa botol softdrink dan icecream (sangat sederhana tapi begitu berkesan). Meski tidak sepenuhnya terpecah belah namun kita memang sedikit berpisah (tapi asal tahu aja kita pindahnya ga jauh-jauh dari kontarakn busuk itu, misahnya juga semeter dua meter doang). Saya, adan dan aufar melanjutkan kos bersama, gilang dan tyo melnjutkan bersama abyan (tokoh tak tersebutkan sebelumnya yang sebenarnya merupakan penghuni gelap tetap kontrakan nista ini, bahkan lebih banyak abyan yang bareng kita daripada zein) sedangkan hamzah jadi tetangga sebelah kontrakan abyan.

Banyak kisah yang unik seperti itu, tapi bagaimanapun tetap saya akan merindukan kontrakan ini. Maaf salah, saya ralat.... Yang saya rindukan adalah keadaan, kehangatan dan kebersamaannya. Konbus alias kontrakan busuk ini adalah saksi kisah kita. Sesekali saya akan mengintip kontrakan ini untuk bisa menguak kisah-kisah itu kembali.

Tambahan:
yang memilih lokasi kontrakan kita adalah abyan si penghuni gelap, tapi dia berkhianat mencari kontrakan yang lebih bagus dan meninggalkan kita di kontrakan yang busuk tersebut hingga akhirnya dilakukan penggantian pemain oleh aufar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar