Segelintir Kehidupan Pejuang Pangan: Diversifikasi Pangan Berbasis Lokal

Total Tayangan Halaman

Senin, 03 Desember 2012

Diversifikasi Pangan Berbasis Lokal


Kedeputian Bidang Teknonologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT memiliki tugas mendukung terealisasinya ketahanan pangan nasional serta berupaya mendukung tugas pemerintah dalam program diversifikasi pangan, yaitu yang dituangkan pada Kebijakan Strategis Nasional (Jaktranas) Riset dan Teknologi, Rencana strategis (Renstra) Kementerian Riset dan Teknologi (KRT), dan Kontrak Kinerja Menristek pada KB II 2009 -2014.
Guna melihat dari dekat pengembangan pangan lokal dalam kaitan dengan pelaksanaan diversifikasi pangan di daerah, Deputi Kepala BPPT Bidang TAB, Listyani Wijayanti beserta Direktur Pusat Teknologi Agroindustri (PTA), Priyo Atmaji, Kepala Balai Besar Teknologi Pati (B2TP), Bambang Triwiyono dan staf terkait melaksanakan kunjungan kerja ke Yogyakarta 14-15 September lalu. Adapun destinasi kunjungan adalah Dewan Ketahanan Pangan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), PT Kepurun Pawana Indonesia (PT KPI), guna meninjau model pertanian terpadu hulu (on farm) dan hilir (off farm) serta Merica Singkong Resto, pelopor pemanfaatan singkong yang memiliki aneka resep masakan dan menyajikan 78 macam menu dengan bahan baku singkong.
Dalam kunjungan ke Badan Ketahanan Pangan Provinsi DIY, rombongan diterima oleh Kepala Bidang Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan, Arofah Noor. Implementasi program dan kegiatan diversifikasi pangan telah banyak dilakukan, namun pada umumnya masih bersifat demonstratif (pameran, pelatihan, sosialisasi) dan belum menyentuh pada perilaku masyarakat untuk mengimplementasikan dalam pola konsumsi makanan sehari-hari.
Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam bentuk makanan camilan yang belum dikonsumsi bersama-sama atau menjadi satu kesatuan pada menu santap makan, dan sosialisasi secara konsisten serta berkesinambungan masih terbatas pada komunitas tertentu, misalnya kepada Ibu-ibu PKK. Kebijakan pemerintah dalam bentuk dasar hukum, peraturan dan sebagainya masih belum sepenuhnya didukung dengan tindakan implementatif secara konsisten yang direncanakan secara rinci, terintegrasi hulu-hilirnya dan terkoordinasi diantara para pelaku.
Badan Ketahanan Pangan DIY dalam melaksanakan program diversifikasi pangan berbasis bahan baku seperti sukun, labu kuning dan singkong untuk memproduksi tepung, dan dari tepung ini digunakan untuk produksi mie (mie bendo dan mie lethek). Untuk dapat menjamin ketersediaan produk, Badan Ketahanan Pangan DIY melakukan pembinaan pada usaha kecil (UK) yang terkait dengan usaha produksi tepung dan mie tersebut. Kemudian dalam upaya mendukung segera terwujudnya ketahanan pangan, dibentuk program P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan) yang antara lain dilakukan melalui kegiatan penyuluhan secara nyata dan terfokus pada kegiatan Ibu-ibu PKK.
Sementara itu, dalam kunjungan ke PT KPI tim BPPT diterima oleh Direktur Utama PT KPI, Eddy Wachid Sutoto beserta jajaran. PT Kepurun terletak di desa Kepurun, Manisrenggo, Klaten. PT ini didirikan oleh PLN Jakarta pada tahun 1997 sebagai bentuk kepedulian sosial untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program pelatihan pertanian terpadu. PT KPI juga langsung mengimplementasikan konsep pertanian terpadu, yaitu dengan membuat percontohan unit-unit usaha yang satu sama lain mempunyai keterkaitan/terpadu, yaitu dalam bentuk budidaya sapi, domba, itik, ikan air tawar (lele dan nila), sayuran (tanaman salad, tomatcheri).
Bentuk usaha lainnya adalah memproduksi biogas, pupuk dari kotoran hewan, melakukan usaha penjualan produk pertanian segar yang dihasilkan, yaitu dalam berbagai bentuk yaitu daging sapi, susu sapi, telur, sayuran/salad, penjualan produk pasca panen yaitu bakso, naget, kripik buah (proses vacuum frying), telur asin, dan penetasan telur itik serta penjualan anak itiknya. PT KPI mempunyai misi sosial yaitu menyelenggarakan pelatihan pertanian terpadu untuk masyarakat, namun untuk kesinambungannya tetap memperhatikan aspek enterpreneurship, dimana keuntungan secara ekonomi menjadi bagian penting.
Kunjungan Tim BPPT ke Merica Singkong Resto diterima oleh pengelola restoran. Merica Singkong Resto adalah restoran yang menerapkan diversifikasi pangan berbasis singkong dalam bentuk menu makanan camilan maupun makanan utama/makanan pokok. Penyajian singkong yang notabene adalah sumber karbohidrat dipadukan dengan berbagai bahan pangan lainnya baik sebagai sumber protein (ayam, ikan) dan sumber pangan zat gizi lainnya, khususnya sayur-sayuran.
Dari kunjungan ke Yogyakarta dapat disampaikan beberapa rekomendasi pengembangan program diversifikasi pangan, sebagai berikut :

  • Program/kegiatan diversifikasi pangan perlu disiapkan dengan perencanaan secara holistik dan terintegrasi, mulai dari hulu (budidaya) hingga hilirnya (pemasaran produk), serta dengan target capaian yang jelas.
  • Proses pengolahan produk pangan lokal perlu dilakukan dengan memanfaatkan proses/ teknologi tepat guna, sehingga diperoleh produk pangan yang standar, serta memenuhi kriteria konsumsi makanan seimbang dan aman.
  • Produk antara dari komoditas hasil pangan lokal sangat direkomendasikan, sedemikian produk antara ini dapat disimpan lebih lama dan dapat diolah lebih lanjut menjadi pangan siap saji. Contohnya produksi tepung dari bahan pangan umbi-umbian.
  • Untuk menunjang keberhasilan diversifikasi pangan, maka cara penyajian makanan dalam bentuk makanan siap saji (jenis menu/ masakan dan cara penyajian) perlu mendapat perhatian, karena cara penyajian ini akan menentukan seberapa banyak (kuantitas) makanan tersebut dikonsumsi.
  • Pengembangan produk lokal perlu didukung industri pengolahan dengan memanfaatkan teknologi tepat-guna dalam upaya meningkatkan nilai tambah, daya saing dan pengembangan pemasaran.
  • Untuk mendukung diversifikasi pangan direkomendasikan juga untuk dapat dilaksanakan dengan substitusi impor, misalnya Mocaf khususnya untuk tepung terigu/gandum dengan memanfaatkan produk lokal seperti sagu, singkong, ubi jalar dan sebagainya untuk dikembangkan menjadi  mie, biskuit dan roti.
  • Dukungan pemerintah (daerah/pusat) dan kementerian terkait dalam bentuk kebijakan/ peraturan, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi akan menentukan keberhasilan program diversifikasi pangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar